Anggota DPRD Solo Ajak Para Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma Konvalesen

Anggota DPRD Kota Solo dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Muhammad Al Amin, mengajak para penyintas Covid 19 alias lulusan Covid (LC) untuk mendonorkan plasma konvalesen. Mendonorkan plasma konvalesen, ungkap Amin, dapat memberi harapan hidup bagi penderita Covid 19 bergejala berat. "Mantan pasien bisa menolong, bisa menyelamatkan nyawa pasien," imbuhnya.

Amin menilai, sosialisasi dan kampanye mengenai donor plasma konvalesen masih sangat minim. Anggota Komisi III itu merasa miris melihat kondisi PMI yang mengalami kekosongan stok plasma konvalesen. "Saya miris, saat saya donor (plasma), stok PMI (Solo) kosong, dan ratusan pasien mengantre (mendapatkan donor plasma) untuk semua golongan darah," ungkapnya.

Karena stok kosong, lanjut Amin, PMI pun meminta keluarga pasien untuk membawa sendiri calon pendonor plasma konvalesen. Diketahui, Amin mendonorkan plasma konvalesen di PMI Solo pada Kamis (8/7/2021) pekan lalu. Amin mengungkapkan, hanya butuh waktu 45 menit untuk pengambilan plasma konvalesen.

"Saya dicubles (dicoblos) diambil plasmanya sampai dicabut itu kurang lebih 45 menit." "45 menit untuk seumur hidup, insyaallah bisa menyambung nyawa seumur hidup seorang pasien covid stadium berat," ungkapnya. Berdasar informasi yang didapat Amin, penyintas Covid 19 yang sudah dinyatakan sembuh dalam dua pekan, sudah bisa mendonorkan plasma darahnya.

Kemudian, seorang penyintas Covid 19 disebut dapat mendonorkan plasmanya hingga 10 kali, dengan jeda dua pekan. "Saya tanya (pada PMI Solo), rekor tertinggi berapa satu orang bisa mendonor plasma, informasi yang saya dapat sudah ada yang 11 kali," ungkapnya. Amin pun berniat untuk mendonorkan plasmanya berulang kali.

"Insyaallah dua minggu sekali saya akan donor," pungkasnya. Sementara itu terapi plasma konvalesen merupakan salah satu metode penanganan pasien Covid 19 bergejala berat. Terapi ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan gejala sedang atau ringan.

Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dr Tonang Dwi Ardyanto menyebutkan, plasma konvalesen telah dikenal lama sebagai salah satu metode terapi pada berbagai kondisi. Tonang menyebut terapi plasma konvalesen berpijak pada pemahaman seorang penyintas infeksi, setelah sembuh akan membentuk antibodi dalam tubuhnya. Tonang menjelaskan, antibodi seseorang itu tersimpan dalam plasma darah.

Sehingga dengan plasma darah tersebut, diharapkan bisa memberikan antibodi (transfer antibodi) kepada penerima donor. "Harapannya, antibodi yang diberikan melalui plasma ini tadi dapat membantu untuk melawan infeksi yang sedang berjalan," ujar Tonang.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *